Selasa, 30 September 2014

GOING TO THE FUTURE


Assalamu’alaikum...
Saya ingin membagi hal apa yang saya dapat saat pertemuan kedua dengan Bapak +Seta Wicaksana. Pemilik sekaligus Managing Director Humanika Consulting.
Dalam hidup, ada momen-momen krusial yang kerap bikin bimbang. Ini nih beberapa hal yang bikin galau anak-anak SMA setelah lulus dari kelas 3 SMA :

Itu juga yang membuat saya galau mau masuk kampus negeri atau swasta. Universitas Negeri Lebih Unggul dalam dari segi biaya dan kualitas pendidikan, sedangkan Universitas Swasta lebih unggul dari segi fasilitas dan kapasitas. Akan tetapi, siswa lebih cenderung memilih universitas negeri karena alumni universitas negeri lebih diprioritaskan untuk diterima bekerja dibandingkan alumni universitas swasta.
          Tetapi bukan hal itu saja yang membuat saya galau :-(. Kegalauan saya yang kedua yaitu apakah saya ingin pilih D3 atau S1.
D3 ATAU SI ???
Itulah yang menjadi kegalauan inti kebanyakan siswa ataupun siswi SMA semasa setelah Ujian Nasional. Selain itu, banyak juga masyarakat umum, mahasiswa, hingga pendidik, tidak memahami perbedaan pendidikan dan lulusan antara Program D3 dan S1. Itu dikarenakan ada banyak perguruan tinggi yang menyelenggarakan program D3 dan S1, kemudian menyamakan materi ajar bagi D3 dan S1 tersebut, mereka menetapkan perbedaan lebih pada jumlah SKS (Satuan Kredit Semester) yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Bila D3 harus menempuh studi antara 110 – 120 SKS, dan S1 antara 144 – 160 SKS.
Umumnya program sarjana lebih menitik beratkan pada aspek analitis dengan 40 % praktik dan 60 % Teori. Sedangkan program D3 (Diploma) lebih menitik beratkan pada skill kerja dengan 60 % Praktek dan 40 % Teori. Program diploma mempersiapkan mahasiswanya untuk siap bekerja dan menghasilkan uang dengan keterampilan yang dimiliki, memiliki kualitas kerja (teknis dan praktis) yang bagus, ditambah memiliki aspek analisis dasar yang baik, meski tidak sedalam kemampuan mahasiswa S1.

Oleh karena itulah saya memilih D3 Politeknik Negeri Jakarta tahun 2009 jurusan Akuntansi karena saya setelah kuliah ingin langsung bekerja sebagai staf akunting dan menghasilkan uang untuk mama saya. ITULAH MOTIVASI PERTAMA DAN UTAMA SAYA.

Merupakan gebrakan baru dikeluarga besar saya yang kebanyakan saudara sepupu saya mengambil Sarjana Strata 1 tetapi saya memilih Diploma 3 Negeri. Ada beberapa paman dan kerabat saya yang menyepelekan keputusan yang saya ambil bahkan ada yang mengucilkan bahwa lulusan D3 sama saja dengan lulusan SMA. Hal itu tidak membuat saya patah semangat tetapi malah makin mengobarkan semangat saya bahwa saya harus lulus Diploma 3 dengan baik dan bekerja ditempat yang branded karena saya yakin “Saya Pasti Bisa Sukses”.
Tiga tahun saya berjuang dengan tugas-tugas, presentasi ataupun makalah dikampus tercinta saya, Politeknik negeri Jakarta. Namun perjuangan saya tidak sia-sia karena saat pengumuman kelulusan tahun 2012, saya lulus dengan nilai cumlaude. Ini merupakan prestasi saya untuk mama saya karena mama telah berjuang untuk kehidupan saya selama ini hingga saat ini semua karena doa dan restu dari mama saya.
Perjuangan saya belum berakhir sampai disitu, saya semakin harus berjuang dimana saya lulus kuliah pasti saya harus bekerja. Mencari pekerjaan itu susah susah gampang. Uang, waktu, tenaga banyak terbuang demi mencari pekerjaan. Disitulah perjuangan saya demi membuktikan kepada mama, abang serta adik-adik saya bahwa saya harus mampu bekerja dan menjadi sukses.
Perjuangan saya dari satu perusahaan ke perusahaan lain sangatlah melelahkan. Saya mengikuti tes pekerjaan kesana kemari dari ujung Jakarta sampai pernah juga kebogor, cileungsi. Saya juga sudah mengajukan lamaran saya baik melalui internet ataupun melalui kenalan teman saya tetapi takdir Allah berkata lain. Saya sempat hopeless mengapa lulusan negeri sudah sampai akhir tahun belum juga mendapat pekerjaan. 

Barulah saat awal tahun 2013, kurang lebih hampir 6 bulan lamanya saya mencari pekerjaan. Saat awal tahun 2013 tersebut, saya diterima kerja disebuah bank swasta di daerah kuningan sebagai Staf Akunting. Staf Akunting merupakan profesi yang saya inginkan sejak dulu. Saya senang pengalaman kerja pertama saya dalam menjurnal transaksi sampai 100an tumpukan, meretur uang nasabah, memverifikasi jurnal bahkan pulang sampai larut malam jikalau waktunya tutup buku saat akhir bulan tetapi Culture dibank tersebut sangatlah tidak sesuai dengan saya, dimana saling menjatuhkan antara satu dengan yang lain merupakan hal yang wajar. Diferensiasi antara sesama karyawan sangatlah kental sekali terlihat.
Setelah itu saya keluar dari pekerjaan saya sebagai staf akunting bank dan pindah sebagai staf akunting di sebuah perusahaan konstruksi dan beton di Jakarta.
Hal pertama yang saya lihat adalah Culture perusahaan ini, dimana saling menghargai antara atasan dengan bawahan sangatlah toleran sekali baik dalam hal komunikasi maupun dalam hal mengemukakan pendapat. Selain itu, perusahaan tempat saya bekerja saat ini sangat memperhatikan mengenai nilai kerohanian islam, setiap bulan puasa selalu ada agenda sharing dengan ustadz-ustadz pengalaman selain itu setiap akhir bulan selalu diadakan agenda sarapan bersama sambil merayakan ulang tahun massal bagi para karyawan dan direksi. Alhamdulillah saat ini saya sangat..sangat menikmati keadaan saya bekerja diperusahaan saya sekarang.
 Perjuangan orang hidup belum berakhir karena masih akan ada hari besok. Kita tidak akan tahu akan ada hal apa setelah 5 menit kedepan. Dan satu hal yang harus kita lakukan untuk menyongsong anak tangga kehidupan selanjutnya adalah menerima keadaan kita sekarang dan syukuri apa yang ada pada dirimu. Dengan begitu, barulah perjalananmu ke depan bisa lebih tentram, memuaskan, dan bermanfaat.
 Sekian dulu Tulisan saya hari ini ya semoga akan ada isnpirasi lagi untuk tulisan-tulisan berikutnya.
wassalam