Assalamu’alaikum...
Saya
ingin membagi hal apa yang saya
dapat saat pertemuan kedua dengan Bapak +Seta Wicaksana. Pemilik
sekaligus Managing Director Humanika Consulting.
Dalam hidup, ada momen-momen krusial
yang kerap bikin bimbang. Ini nih beberapa hal yang bikin galau anak-anak SMA
setelah lulus dari kelas 3 SMA :
Itu juga yang membuat saya galau mau masuk kampus negeri
atau swasta. Universitas Negeri Lebih Unggul dalam
dari segi biaya dan kualitas pendidikan, sedangkan Universitas Swasta lebih
unggul dari segi fasilitas dan kapasitas. Akan tetapi, siswa lebih cenderung
memilih universitas negeri karena alumni universitas negeri lebih
diprioritaskan untuk diterima bekerja dibandingkan alumni universitas swasta.
Tetapi
bukan hal itu saja yang membuat saya galau :-(. Kegalauan saya yang kedua yaitu apakah saya ingin pilih D3 atau S1.
D3 ATAU SI
???
Itulah yang menjadi kegalauan inti
kebanyakan siswa ataupun siswi SMA semasa setelah Ujian Nasional. Selain itu,
banyak juga masyarakat umum, mahasiswa, hingga pendidik, tidak memahami
perbedaan pendidikan dan lulusan antara Program D3 dan S1. Itu dikarenakan
ada banyak perguruan tinggi yang menyelenggarakan program D3 dan S1, kemudian
menyamakan materi ajar bagi D3 dan S1 tersebut, mereka menetapkan perbedaan lebih
pada jumlah SKS (Satuan Kredit Semester) yang harus ditempuh oleh mahasiswa.
Bila D3 harus menempuh studi antara 110 – 120 SKS, dan S1 antara 144 – 160 SKS.
Umumnya program sarjana lebih
menitik beratkan pada aspek analitis dengan 40 % praktik dan 60 % Teori.
Sedangkan program D3 (Diploma) lebih menitik beratkan pada skill kerja dengan
60 % Praktek dan 40 % Teori. Program diploma mempersiapkan mahasiswanya untuk
siap bekerja dan menghasilkan uang dengan keterampilan yang dimiliki, memiliki
kualitas kerja (teknis dan praktis) yang bagus, ditambah memiliki aspek
analisis dasar yang baik, meski tidak sedalam kemampuan mahasiswa S1.
Oleh karena itulah saya memilih D3 Politeknik
Negeri Jakarta tahun 2009 jurusan Akuntansi karena saya setelah kuliah ingin
langsung bekerja sebagai staf akunting dan menghasilkan uang untuk mama saya.
ITULAH MOTIVASI PERTAMA DAN UTAMA SAYA.
Merupakan gebrakan baru dikeluarga
besar saya yang kebanyakan saudara sepupu saya mengambil Sarjana Strata 1 tetapi
saya memilih Diploma 3 Negeri. Ada beberapa paman dan kerabat saya yang
menyepelekan keputusan yang saya ambil bahkan ada yang mengucilkan bahwa
lulusan D3 sama saja dengan lulusan SMA. Hal itu tidak membuat saya patah
semangat tetapi malah makin mengobarkan semangat saya bahwa saya harus lulus
Diploma 3 dengan baik dan bekerja ditempat yang branded karena saya yakin “Saya
Pasti Bisa Sukses”.
Tiga tahun saya berjuang dengan
tugas-tugas, presentasi ataupun makalah dikampus tercinta saya, Politeknik
negeri Jakarta. Namun perjuangan saya tidak sia-sia karena saat pengumuman
kelulusan tahun 2012, saya lulus dengan nilai cumlaude. Ini merupakan prestasi
saya untuk mama saya karena mama telah berjuang untuk kehidupan saya selama ini
hingga saat ini semua karena doa dan restu dari mama saya.
Perjuangan saya belum berakhir
sampai disitu, saya semakin harus berjuang dimana saya lulus kuliah pasti saya
harus bekerja. Mencari pekerjaan itu susah susah gampang. Uang, waktu, tenaga
banyak terbuang demi mencari pekerjaan. Disitulah perjuangan saya demi
membuktikan kepada mama, abang serta adik-adik saya bahwa saya harus mampu
bekerja dan menjadi sukses.
Perjuangan saya dari satu perusahaan ke perusahaan
lain sangatlah melelahkan. Saya mengikuti tes pekerjaan kesana kemari dari
ujung Jakarta sampai pernah juga kebogor, cileungsi. Saya juga sudah mengajukan
lamaran saya baik melalui internet ataupun melalui kenalan teman saya tetapi
takdir Allah berkata lain. Saya sempat hopeless
mengapa lulusan negeri sudah sampai akhir tahun belum juga mendapat
pekerjaan.
Barulah saat awal tahun 2013, kurang lebih hampir 6
bulan lamanya saya mencari pekerjaan. Saat awal tahun 2013 tersebut, saya
diterima kerja disebuah bank swasta di daerah kuningan sebagai Staf Akunting. Staf Akunting merupakan profesi yang saya inginkan
sejak dulu. Saya senang pengalaman kerja pertama saya dalam menjurnal transaksi
sampai 100an tumpukan, meretur uang nasabah, memverifikasi jurnal bahkan pulang
sampai larut malam jikalau waktunya tutup buku saat akhir bulan tetapi Culture dibank tersebut sangatlah tidak
sesuai dengan saya, dimana saling menjatuhkan antara satu dengan yang lain
merupakan hal yang wajar. Diferensiasi antara sesama karyawan sangatlah kental
sekali terlihat.
Setelah itu saya keluar dari pekerjaan saya sebagai
staf akunting bank dan pindah sebagai staf akunting di sebuah perusahaan
konstruksi dan beton di Jakarta.
Hal pertama yang saya lihat adalah Culture perusahaan ini, dimana saling menghargai antara atasan
dengan bawahan sangatlah toleran sekali baik dalam hal komunikasi maupun dalam
hal mengemukakan pendapat. Selain itu, perusahaan tempat saya bekerja saat ini sangat
memperhatikan mengenai nilai kerohanian islam, setiap bulan puasa selalu ada
agenda sharing dengan ustadz-ustadz pengalaman selain itu setiap akhir bulan
selalu diadakan agenda sarapan bersama sambil merayakan ulang tahun massal bagi
para karyawan dan direksi. Alhamdulillah saat ini saya sangat..sangat menikmati
keadaan saya bekerja diperusahaan saya sekarang.
Perjuangan orang hidup belum
berakhir karena masih akan ada hari besok. Kita tidak akan tahu akan ada hal
apa setelah 5 menit kedepan. Dan satu hal yang harus kita lakukan untuk
menyongsong anak tangga kehidupan selanjutnya adalah menerima keadaan kita
sekarang dan syukuri apa yang ada pada dirimu. Dengan begitu, barulah
perjalananmu ke depan bisa lebih tentram, memuaskan, dan bermanfaat.
Sekian
dulu Tulisan saya hari ini ya semoga akan ada isnpirasi lagi untuk
tulisan-tulisan berikutnya.
wassalam